Cerita Inspiratif (Edisi 8-14 Agustus 2022 )
KESETIAAN ITU TERBATAS LHO YAA…
Ya, karena ‘setia’ itu terklasifikasi sebagai ‘makhluk’ artinya, sesuatu yang baru keberadaannya, yang diciptakan.
Sehingga ‘setia’ itu ditempeli sifat ‘berbatas ruang dan waktu’
Setianya saat kapan dan saat gimana dan dimana.
Coba kita intip perilaku politisi, sekarang rumahnya dimana ikut siapa. Para birokrat, dulu manut siapa sekarang bolo sopo.
Gak jauh-jauh deh, liat para mantan…
Ha..ha….apa kabar?!
Yang endingnya adalah kepentingan kebahagiaan kedamaian ke-happy-an diri.
Yes itulah!!
Terus giman lho…
Biasa saja, gak usah kaget, ngurut dada atas perilaku berbau pengkhianatan.
Sunnatullah kawan, bumbu dunia, variabel kehidupan.
Iya, terus piye
Setting rasa dan perilaku tidak posisi 100, bawahnya dikitlah
Sisakan space untuk perselingkuhan, pengkhianatan agar tidak nyebur oblong semua.
Ben tetap aman jaya
Ha..ha….
Bismillahirrahmaanirrahim
(aa)
ANJING DAN LALAT
Lalat dianggap hina karena sumber penyakit, perantara kuman.
Anjing distigma negatif dengan hukum najis mugholladloh pada air liurnya. Pensuciannya dengan tujuh kali siraman, salah satunya menggunakan debu.
Al kisah, Imam Ghazali saat menulis mengarang kitab, hinggaplah seekor lalat, beliau teteskan tinta dari ujung pena, lalat menghirupnya hingga habis.
Masih alkisah, Perempuan fasiq, menjumpai seeokor anjing, perempuan itu bersusah payah masuk sumur, dengan sepatunya ia ambil air dan disuguhkan kepada anjing tersebut.
Dalam kubur, si lalat menutupi tubuh al Ghazali dari pertanyaan Munkar Nakir
Dalam alam sana, perilaku perempuan fasiq tadi mendapatkan skor tinggi hingga menyelamatkannya.
Kawan,
Berbuat baik itu tak pandang pada siapapun dan apapun.
Karena itu perintah.
Jika mereka bukan orang baik menurut mata kita, itu kaplingan tugas Rakib Atid, dan bukan urusan kita.
Jangan-jangan perilaku kita itu termyata menyelamatkan kita dari balak dan coba dunia akhirat.
#happy-jumat-nis
(aa)
MANFAAT – MUDLARAT
Dua pasang kata itu yang seringkali Tuhan rangkaikan untuk men-sifat-i sesembahan manusia diluar Tuhan yang Maha Esa.
‘Adakah kalian menyembah Tuhan yang ternyata toh tidak memberimu manfaat ataupun membahayakanmu?’
Asas manfaat dan madlarat itu menjadi pijakan dalam menjalani hubungan.
Hubungan kita dengan apapun dan siapapun.
Selalu kita bertanya: ” Gunanya apa sih?”. “Bahaya gak sih?”
Guna dan bahaya mengukurnya bukan sekedar secara fisik saja, batin juga sebagai pertimbangan.
Ikan Hias yang mahal dan merepotkan itu sebenarnya sih gak guna, tapi saat itu menjadi jeda rehat kita dari kepenatan pikiran, ya…its oke kan.
Begitulah…
Sanding kita, bergunakah?!
Upsss
sorry!!
(aa)
MURABBI
Itu sebutan untuk Kiai, guru yang mengajar kita ketika menjadi santri.
Mengapa ada sebutan Murabbi?
Dari kata ‘rabba’, memelihara, merawat, meramut,
‘Murabbi’ sosok yang memelihara, mendampingi, meramut, merawat dst dll dkk.
Murabbi meyirami lahir batin kita dengan ilmu, teladan, doa, tirakat.
Semua Murabbi mempunyai riwayat ahli riyadlah baik puasa, wirid, dalail, hizib dan macem macem yang dipastikan semuanya mengalir disamping untuk keluarga pasti untuk para santri dan rantai yang mengikutinya.
Banyak kisah, betapa nyambungnya batin murabbi dengan para santri baik yang masih mukim maupun yang sudah berkhidmah di kehidupan luar sana.
Bisa jadi nyambung batin dengan cara menampakkan diri dalam mimpi, atau saat sowan kita belum maturkan curhat kita, beliau sudah dawuhkan tentang jawaban dari curhatan kita.
Begitulah tradisi pesantren itu didirikan, dengan riyadlah, tirakat, wirid serta yang pasti dengan sarana prasarana kucuran keringat rejeki hamba Allah yang halal.
Semua untuk keberkahan hidup dan kemanfaatan ilmu serta rejeki para asatidz, wali santri serta seluruh santri.
Allaahumma sholli wasallim wabaa rik alaih
(aa)
CERMIN
Liat orang bisa dari banyak jendela
Jika menurut Syekh Zarnuji, liat dari komunitasnya
Kalo saya liat selera lagunya.
Ha..ha…
Dulu sekali, sering saya nyelimput liat konser musik Iwan Fals, bertemu seseorang.
Nah, saat lain ikuti panggung penyair Taufik Ismail, nah ketemu dia lagi
Liat Ebiet G. Ad, lha kok ci luk ba lagi
Pada pameran buku, juga nongol
Coba tengok pula,
Mereka lagi demen dengan lagu apa, begitu pula iklim yang sedang berhembus di hatinya.
Siapa penyanyi topnya, persis dengan mindsetnya
Jadi
Senandungmu itulah cermin dirimu
Wo o o o wo o ya bongkar!!
#niiisss
(aa)
PROSEDUR DARI SURAT AN-NAAS
Mengikuti ngajinya Cak Nun,
Pertama itu
Birobbin naas
Sifat Tuhan yang memelihara, merawat, mengopeni, melayani, meramut
Apapun yang menunjukkan rasa sayang.
Dilanjutkan
Malikin naas
Yang merajai manusia
Ini step kedua,
Jika ternyata kasih sayang tak membuat perubahan, maka tunjukkan sifat ke-majharaja-annya.
Masih juga tak bergeming
Naik ke level tertinggi
Ilaahin naas
Diem lue semuanya
‘Gue Tuhan’
Duhai ..
Begitulah
Prosedur itu bisa dilakukan untuk semua manajemen kehidupan.
Sebagai juragan, guru, ortu, pejabat, teman
Apapun!
Sebelum berdawuh apapun, tunjukkan kasih sayang kita dulu…
Siapa sih yang tega menolak dawuh orang yg tulus mencinta?
Landasan cinta akan menetralisir semua pedih yang diterima.
Mencubit? Karena cinta
Menjauh? Demi cinta
Memarahi? Its love
Allahumma sholli wasallim alaasayyidina Muhammad
(aa)
Tinggalkan Balasan