Reading = Building Layers of Knowledge

Reading = Building Layers of Knowledge

Karya : Chalimatus Sa’diyah, S. Pd.

Ada yang masih suka membaca buku ?

Atau, ada yang hidupnya merasa kurang kalau belum membaca buku?

Bagi kamu yang suka atau pernah membaca buku, pernahkah terlintas pertanyaan-pertanyaan ini?

“Apakah setiap buku yang kita baca harus langsung memberi dampak bagi kehidupan kita?”

“Perlukah baca buku yang ngga berhubungan dengan bidang keahlian kita?”

“Kenapa kok sudah baca buku tapi tetap tidak merasakan manfaatnya ?”

Sekarang saya coba untuk bantu jawab pertanyaan tersebut ya.

Reading sebenarnya bukan sekedar untuk building knowledge melainkan building layers of knowledge. Maksudnya apa ?

Jadi membaca bukan hanya untuk membangun pengetahuan, namun membangun lapisan pengetahuan. Bayangkan kita sedang membuat suatu desain grafis di photoshop. Umumnya suatu file desain/gambar akan terdiri dari banyak layer. Ketika layers tersebut dilihat secara terpisah, bentuknya bakal abstrak. Tapi ketika semua disatukan, kita akan melihat sebuah karya yang utuh dan unik!

Nah, sama halnya dengan membaca. Dari setiap buku kita akan mendapat piece of information yang entah nanti bakal berguna atau tidak. Tapi seiring banyaknya buku yang dibaca, kita akan sadar bahwa ternyata informasi tersebut saling terkoneksi dan kita mulai mampu mengaitkan titik-titik informasi tersebut, kemudian merangkainya menjadi suatu yang memberikan berbagai dampak.

Sayangnya, kemampuan merangkai itu tidak akan bisa dicapai kalau kita nggak punya cukup sumber. Kebanyakan, manfaat membaca datang pada saat-saat yang tidak terduga. Ketika kamu membaca sesuatu dan masih tidak tahu manfaatnya, anggap saja itu sebagai tabungan informasi.  Jadi, membaca gak selalu tentang mendapatkan hasil langsung.

Steve Jobs, seorang pengusaha kaya raya pemilik perusahaan Apple pernah ikut kelas kaligrafi loh !  dan pasti kita pikir kalau itu tidak akan ada gunanya bagi dia yang berkecimpung di dunia IT. Tapi ternyata, ilmu kaligrafi tersebutlah yang secara mengejutkan membantu dia membuat  Interface MacBook yang terkenal sangat user friendly.

Apakah Steve Jobs tahu saat itu ada manfaatnya? Tidak. Tapi dengan dia tidak berhenti, ternyata kelas tersebut malah menjadi keuntungan yang mengejutkan bagi bisnisnya.

Hal ini juga menjawab pertanyaan, “Apakah membaca buku fiksi akan berguna buat kehidupan kita?”

Jawabannya, kalau cuma satu buku, mungkin ngga keliatan. Tapi seiring dengan banyaknya buku yang dibaca, pada satu titik informasi dan pembelajaran yang kita dapatkan melalui buku fiksi akan membantu kehidupan kita dengan cara yang tak disangka-sangka.

So, teruslah membaca ya !

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *